Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) kini menjadi topik hangat dalam dunia energi Indonesia. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengungkapkan bahwa tiga negara besar Amerika Serikat (AS), Rusia, dan China telah mengajukan proposal untuk membangun Pembangkit Nuklir di Indonesia.
Ketiga negara itu berencana untuk bermitra dengan anggota Kadin dalam mengembangkan teknologi nuklir yang diharapkan dapat menjadi sumber energi alternatif di Indonesia.
Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kadin, Aryo Djojohadikusumo dalam konferensi pers Indonesia Green Energy Investment Dialogue 2025, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan pembicaraan intens dengan Westinghouse Nuclear, perusahaan asal AS yang sudah menjalin kemitraan dengan Kadin.
Sementara itu, Rusia melalui Rosatom State Atomic Energy Corporation juga menyampaikan minatnya untuk berinvestasi dalam Pembangkit Nuklir di Indonesia. Tawaran tersebut disampaikan langsung oleh Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Sergei K. Shoigu dalam pertemuannya dengan Presiden Prabowo Subianto.
China pun tidak ketinggalan, dengan mengajukan proposal melalui China National Nuclear Corporation (CNNC), perusahaan BUMN yang mendominasi industri nuklir China. Tawaran ini disampaikan saat Ketua Umum Kadin, Anindya Bakrie, berkunjung ke Beijing pada November 2024.
Presiden Prabowo Subianto dalam kesempatan tersebut menyatakan bahwa Pembangkit Nuklir di Indonesia sangat berpotensi memberikan manfaat besar, baik dalam sektor energi, kesehatan, hingga produksi pangan.
“Nuklir bukan hanya untuk senjata, tapi juga untuk kesehatan, benih-benih padi, dan energi,” ujar Prabowo.
Meski begitu, ia juga menekankan bahwa Indonesia memiliki sumber energi lain yang lebih berlimpah, seperti energi geotermal dan air.
Namun, meskipun ada banyak potensi yang ditawarkan, proyek PLTN ini menuai kritik dari sejumlah lembaga. Greenpeace, misalnya, menilai bahwa energi nuklir bukanlah solusi ideal dalam menghadapi krisis iklim. Mereka mencatat beberapa kelemahan PLTN, seperti biaya tinggi, potensi bahaya, dan limbah beracun yang dihasilkan.
Proyek pembangunan PLTN di Indonesia masih dalam tahap awal, dengan banyak pihak yang berharap dapat melihat manfaatnya dalam transisi menuju energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Demikian informasi seputar Pembangkit Nuklir di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Biserje.Com.